ALOHA

Blog ini merupakan coretan dari berbagai permasalahan baik tentang iman, pandangan hidup, kumpulan bahan perkuliahan, masalah kesehatan dan masalah-masalah lain dalam kehidupan manusia. Blog ini hanyalah sebuah media untuk sharing tentang berbagai hal.


“Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.”(Dr. Seuss)

Quotation

Selasa, 23 November 2010

Analisis Tentang Realitas Media Televisi berdasarkan Teori Kontruksi Sosial Media

Dalam pandangan teori Konstruksi sosial realitas dikonstruksi oleh banyak faktor karena realitas social dikontruksi oleh persepsi-perpsi individu yang dilatarbelakangi oleh ideology, pendidikan, pengalaman, usia, jenis kelamin, konstek sosiokultural orang itu berada. Realitas tidaklah terbentuk secara alami tetapi dibentuk dan dikonstruksi melalui eksternalisasi (penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia), objektivasi (interaksi social yang terjadi dalam dunia intersubjetif yang dilembagakan) dan internalisasi (proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya ke dalam lembaga social di mana dirinya berada). Substansi dari teori kontruksi sosial atas media masa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga kontruksi social berlangsung dengan cepat dan sebarannya sangat nyata. Proses konstruksi atas social media massa ini tidak berjalan secara tiba-tiba tetapi melalui tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Burhan Bungin (2009, 209) membagi kedalam empat tahapan yaitu tahapan meyiapkan materi konstruksi, tahapan sebaran kontruksi, tahap pembentukan konstruksi dan tahap konfirmasi.Tahapan-tahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap menyiapkan materi konstruksi
Tahapan persiapan materi konstruksi ini merupakan tugas dari redaksi media massa dimana tugas ini didistribusikan pada meja editor. Dalam tahap atau proses persiapan materi konstruksi terdapat tiga hal penting, yaitu:
• Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan penggandaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang-orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah membuat media massa laku di masyarakat.
• Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah untuk “menjual berita” dan menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.
• Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun, akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya, walaupun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.

2) Tahap sebaran konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dituangkan dalam strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing berbeda, namun prinsip utamanya adalah real-time. Media elektronik memiliki konsep real-time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang langsung (live), maka yang dimaksud dengan real-time oleh media elektronik adalah seketika disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau pendengar. Namun bagi varian-varian media cetak, yang dimaksud dengan real-time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti harian, mingguan, dan bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real-time yang tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.

3) Tahap pembentukan konstruksi
Dalam tahapan pembentukan kontruksi terbagi menjadi dua tahap yaitu:
a) Tahap pembentukan konstruksi realitas
Pembentukan konstruksi di masyarakat terjadi melalui tiga tahap Pertama, konstruksi realitas pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas kebenaran.
Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh media massa.
Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara kebiasaan (habit) tergantung pada media massa. Media massa menjadi bgian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan.
b) Tahap pembentukan konstruksi citra
Pembentukan citra merupakan bangunan yang ingin dicapai dalam proses kontruksi. Hubungannya dengan media terbagi menjadi dua model yaitu berita baik (good news) atau berita buru (bad news).

4) Tahap konfirmasi
Konfirmasi meruapakan tahapan dimana suatu media massa ataupun pemirsa (pembaca) meberiak argumentasinya dan penentuan pilihan untuk terlibat dalam tahapan pembentukan kontruksi. Tahapan ini bagi media berfungsi sebagai argumentasi terhadapan alasan-alasan konstruksi social dan bagi pemirsa (pembaca) merupakan penjelasan mengapa mereka terlibat dalam kontruksi social.

Tidak ada komentar: