ALOHA

Blog ini merupakan coretan dari berbagai permasalahan baik tentang iman, pandangan hidup, kumpulan bahan perkuliahan, masalah kesehatan dan masalah-masalah lain dalam kehidupan manusia. Blog ini hanyalah sebuah media untuk sharing tentang berbagai hal.


“Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.”(Dr. Seuss)

Quotation

Tampilkan postingan dengan label ORGANIZATION AND CORCOMM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ORGANIZATION AND CORCOMM. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 November 2010

TEORI KEKUASAAN

Dijelaskan secara lugas mengenai kekuasaan dalam buku Sopiah (2008:97-102) Perilaku Organisasi bahwa Untuk mempengaruhi pihak lain kekuasaan merupakan kapasitas seseorang, tim, atau organisasi. Dan kekuasaan juga bukanlah merupakan tindakan mengubah pola piker, sikap dan perilaku orang lain, hanua potensi untuk melakukan hal seperti itu. Masyarakat seringkali memiliki kekuasaan yang tidak dipergunakan. Atau mungkin ketidaktahuan akan kekuasaan tersebut.

Syarat dasar dalam kekuasaan adlah karena seseorang atau pihak memiliki kemampuan dan atau kekuasaan tertentu yang lebih tinggi disbanding orang atau pihak lain. Dalam pekerjaan kita mungkin juga memiliki kekuasaan diatas orang lain untuk mengendalikan tujuan, penggunaan informasi, sumberdaya-sumberdaya yang penting, atau juga hak istimewa yng berhubungan dengan pekerjaan kita. Ketergantungan hubungan ini bersifat inheren pada kehidupan oragnisasi sebab kerja oragnisasi dibagi ke dalam bagian-bagian keahlian. Namun demikian oraganisasi dibatasi oleh sumberdaya yang berkaitan erat dengan pencapaian tujuan.

TEORI MOTIVASI

Motivasi muncul karena adanya interaksi antara individu denga situasi, sehingga berakibat pada individu-individu memiliki dorongan motivasi dasar yang berbeda-beda. Stephen P. Robbin (2002:55) mengatakan motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu. Dijelaskan pula kebutuhan (need), diartikan suatu kekurangan secara fisik atau psikologi yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik. proses ini dapat dilihat dalam gambar di bawah:

Motivasi oleh Akhmad Sudrajat (2008) diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Selain itu motivasi mremiliki makna proses yang ikut menentukan instensitas arah dan ketekunan dalam usaha mencapai sasaran. Dalam definisi ini dapat difokuskan lagi pada upaya untuk mencapai tujuan yang mencerminkan minat tunggal terhadap perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan. Dalam pengertian diatas terdapat tiga unsur kunci dalam motivasi yaitu intensitas, arah dan berlangsung lama (Robins, 2008, 214).
a. Instensitas mengacu kepada sebeberapa keras sseorang berupaya.
b. Arah terkait kepada tujuan yang diharapkan akan dicapai, sehingga mempengaruhi bagaimana upaya itu dilakukan. Kaitannya dengan organisasi arah ini mengacu kepada hal-hal yang menguntung organisasi.
c. Berlangsung lama, merupakan ukuran tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Dengan demikian motivasi ini merupakan kekuatan yang besar yang dapat mendorong sesorang untuk dapat mencapai sesuatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. Semakin kuat motivasi sesorang maka akan semakin mudah untuk mendapatkan tujuan yang ditetapkan dan sebaliknya.

Selasa, 23 November 2010

Organizational Learning

What is Organizational Learning?

Argyris (1977) defines organizational learning as the process of "detection and correction of errors." In his view organizations learn through individuals acting as agents for them: "The individuals' learning activities, in turn, are facilitated or inhibited by an ecological system of factors that may be called an organizational learning system" (p. 117).

Huber (1991) considers four constructs as integrally linked to organizational learning: knowledge acquisition, information distribution, information interpretation, and organizational memory. He clarifies that learning need not be conscious or intentional. Further, learning does not always increase the learner's effectiveness, or even potential effectiveness. Moreover, learning need not result in observable changes in behavior. Taking a behavioral perspective, Huber (1991) notes: An entity learns if, through its processing of information, the range of its potential behaviors is changed.

Senin, 30 Agustus 2010

Pengertian Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.


Sumber-sumber Budaya Organisasi


Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Tipologi Budaya

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

Sumber : jurnal-sdm.blogspot.com

Selasa, 24 Agustus 2010

TIME TO CHANGE

Berhasil mengatasi masalah akan mengantarkan kita pada posisi yang bagus untuk mengatasi masalah berikutnya. Kesuksesan kita akan menjadi bekal yang sangat baik untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan berikutnya.

Orang yang kaya menjadi lebih kaya bukan karena harta yang dimilikinya, namun karena arah yang benar dalam usaha dan kehidupannya; tindakan yang benar dalam langkah-langkahnya, sehingga kesuksesan itu akan muncul berulang-ulang.

Kalau dalam kehidupan, kita melihat yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Memang itu yang terjadi.

Sekarang lihatlah kehidupan kita. Apakah kita makin kaya atau makin miskin? Jika kita makin miskin, maka segeralah berbalik arah. Kita pasti melakukan kesalahan yang mungkin tidak kita sadari. Jika kita tetap menjalani apa yang kita lakukan sekarang ini, maka kemungkinan kita akan semakin terpuruk. Namun jika kita merasa makin kaya, maka melangkahlah makin cepat. Berlarilah! Karena arah Kita sudah benar.

Jika kita cenderung mengalami kemerosotan dalam taraf kehidupan, maka saatnya sekarang berbalik arah! Ubah arah kita karena itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kita telah melakukan kesalahan!
Sekaranglah saatnya KITA berubah! Kemalasan kita ubah menjadi ketekunan. Kesombongan kita harus diubah menjadi keramahan.

Kesederhanaan kita dalam berpikir harus kita ubah dengan kreativitas yang genius. Kelalain Kita harus kita ubah dengan kewaspadaan yang tajam. Waktu kita harus diisi penuh dengan aktivitas, detik demi detik. Pikiran negatif kita harus diubah dengan pikiran positif.

Apakah mudah? Jangan bertanya lagi! Begitu kita ingat maka lakukan perubahan itu, terus menerus, hingga kita tidak akan merasakan itu, dan kita sudah berbalik arah.
Ya, sekaranglah saatnya kita banting setir!

Rasakan perubahan itu. Bila kehidupan kita sudah mulai membaik, maka semangati untuk melakukan lebih kencang, bergerak lebih cepat, berpikir lebih taktis dan lakukan terus hal-hal baik yang sudah membuat kehidupan kita menuju arah yang benar.

Ingat! Orang yang kaya semakin kaya, bukan karena dia memiliki harta lebih banyak, namun karena dia sudah berada diarah yang benar. Kesuksesan yang dia capai telah membuat efek domino untuk kesuksesan berikutnya!

Sumber :
Efek Domino Kesuksesan
(disadur dari Buku: Time To Change Hari Subagya)