ALOHA

Blog ini merupakan coretan dari berbagai permasalahan baik tentang iman, pandangan hidup, kumpulan bahan perkuliahan, masalah kesehatan dan masalah-masalah lain dalam kehidupan manusia. Blog ini hanyalah sebuah media untuk sharing tentang berbagai hal.


“Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.”(Dr. Seuss)

Quotation

Senin, 10 Mei 2010

ANALISA WACANA KRITIS ( SEBUAH PARADIGMA KRITIS DALAM RANAH KOMUNIKASI )

BAB I
PENDAHULUAN


1.Paradigma Kritis

Paradigma Kritis merupakan salah satu paradigma yang di munculkan oleh mazhab frankurt, dengan seting landasan yang melatar belakanginya yaitu, adanya kondisi perang Dunia I, timbulnya pemogokan, protes – protes yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu, Selain itu pula adanya penindasan yang tidak seimbang dalam bidang ekonomi oleh kaum Borjuis terhadap kaum proletar sehingga menimbulkan ketimpangan – ketimpangan, yang membuat prihatin bagi para pemikir maupun ilmuwan – ilmuwan yang tergabung dalam Frankurt Institute for Social Research. Teori kritis berusaha mengungkap segala tabir yang menutup kenyataan yang tak manusiawi terhadap kesadaran manusia. Semuanya didasari oleh paradigma ilmu pengetahuan yang meletakan kritis Marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya, bahwa paradigma kritis yang di inspirasikan dari teori kritis tidak bisa melepaskan diri dari warisan Marxisme dalam seluruh filosofinya Denzin ( 2000 : 279-280 ) Teori kritis pada satu pihak merupakan salah satu aliran ilmu sosial yang berbasis pada ide-ide Karl Marx dan Engels.

Dari dasar kondisi diatas, maka sesungguhnya Dunia membutuhkan intepretasi ulang, dari perspektif ini, banyak tokoh – tokon menentang ortodoksi pemikiran Karl Max, dan memperdalam keyakinan mereka bahwa ketidak adilan dan penaklukan telah membentuk dunia nyata. Menurut Girorux, 1983 ; Mc Laren, 1989 ) dalam Norman K Denzin & Yvona S Lincoln ( 2009 : 172 ) Dengan fokus perhatian pada sifat kapitalis yang terus berubah, ahli –ahli teori kritis ini menganalisa berbagai bentuk dominasi yang berubah yang menyertai perubahan tersebut

Budiman ( 1996 : 72 : 73 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 147 ) Kekuasaan hegemonimerupakan kekuasaan dari satu kelompok masyarakat yang diterima atau dianggap sah oleh kelompok – kelompok masyarakat lainnya. Mc Quail : 1991 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 147 ) Masalah ideologi media massa disorot tajam dalam mazhab ini
Sesuai dengan paradigma kritis.

Ciri khas teori kritis ialah bahwa yang di kritik itu bukan kekurangan – kekurangan di sana sini, melainkan keseluruhannya. Teori kritis membuka irasionalitas dalam penggadaian – penggadaian sistem yang ada. Membuka bahwa sebenarnya produksi tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia, melainkan kebutuhan manusia diciptakan, dimanipulasikan demi produksi. Teori kritis berharap bahwa apabila rasionalitas semua sistem sudah diungkap, maka kontradiksi – kontradiksi yang nampak jelas, dapat merangsang pematahan belengu dan membebaskan manusia ke arah kemanusiaan yang sebenarnya.

1.1.1 Asumsi Teori kritis

• Melihat Ilmu Sosial sebagai proses yang secara krisis bermaksud mengungkapkan realis/struktur riil dibalik ilusi, kesadaran semu dari dunia materi
• Bertujuan membentuk kesadaran sosial untuk mengubah dan memperbaiki kondisi kehidupan manusia atas dasar kesadaran subyektif.
• Berupaya mengubah kondisi sosial yang ada yang telah mendominasi realitas sosial pikiran masyarakat.

1.1.2 Filosofis Teori kritis

• Ontologis : Realisme historis realisme sebenarnya yang dibentuk oleh nilai – nilai sosial, politik, kultural, ekonomi, etnik dan gender terkristalisasi sepanjang waktu.
• Epitimologis : Transsaksional / subjektivist temuan – temuan diantarai oleh nilai.
• Metodologis : Dialogis / dialektik
Proses pemahaman ilmu merupakan hasil dari dialog/argumentatif beragam faktor yang melimgkupi realitas sosial.
Tidak mungkin memahami realitas yang tampak hanya berdasarkan kasat mata, karena hal itu bukanlah hal yang sesungguhnya, oleh karenanya harus menemukan realitas dibalik.

1.1.3 Tokoh – tokoh Teori kritis

Paradigma teori kritis pertama kali dimunculkan dan dikembangkan di Jerman, Frankurt. Yang kita kenal dengan Mazhab Frankurt, yang dipelopori oleh ilmuwan – ilmuwan dan ahli – ahli mazhab teori kritis, Mark Horkmeier, Theodor Adorno dan Herbert Marcuse Mereka membuat diskusi dialektis tentang pemikiran – pemikiran : Marx, Kant, Hegel dan Weber.

Dasar pemikiran tokoh – tokoh ini adalah adanya kondisi pasca perang dunia ke 1, dimana kondisi negara jerman dalam keadaan Depresi ekonomi yang ditandai adanya inflasi dan pengangguran, berbagai pemogokan dan protes yang berlangsung di Eropa dan Jerman pada periode yang sama. kritisme yang terkandung dalam teori – teori intepretatif terutama adalah hermeneutika yang menyebabkan cara berpikir mazhab kritis ( Frankfurt Aliran Frankurt terkenal kritis dengan persoalan lambang atau simbol, yang dipakai sebagai alat persekongkolan dan hegemoni.

Budiman ( 1996 : 72 : 73 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 147 ) Kekuasaan hegemonimerupakan kekuasaan dari satu kelompok masyarakat yang diterima atau dianggap sah oleh kelompok – kelompok masyarakat lainnya. Mc Quail : 1991 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 147 ) Masalah ideologi media massa disorot tajam dalam mazhab ini sesuai dengan paradigma kritis.

1.1.4 Sekilas Pemetaan Paradigma Kritis :

Pemikiran Radikal: Pemikiran Karl Max dan Engels

• Pembebasan nilai dari dominasi dari kelompok yang ditindas.
• Adanya kekuatan laten dalam masyarakat yang begitu berkuasa

Paradigma Kritis
Mazhab Frankurt : Theodor W Adorno, Hochekemeir, Herbert Marcuse

• Adanya realitas Semu
• Adanya Kritik, transformasi sosial, penguatan sosial.
• Realitas yang dijembatani oleh nilai – nilai tertentu

Perspektif Interpretif Kritis : Subyektif____________Kualitatif
Analisa Wacana Kritis,
Analisa Framing,
Analisa Semiotik

BAB II KERANGKA TEORITIK

2. Analisa Wacana Kritis
2.1.1 Pengertian Wacana
Proses pemberitaan tidak dapat dipisahkan dengan proses politik yang berlangsung dan akumulai modal yang dimanfaatkan sebagai sumber daya, dimana proses ekonomi politik dalam media akan membentuk dan di bentuk melalui proses produksi, distribusi dan konsumsi media itu sendiri. Hal itu berarti bahwa apa yang terlihat pada permukaan realitas belum tentu menjawab masalah yang ada, apa yang nampak dari permukaan harian belum tentu mewakili kebenaran realitas itu sendiri.

Reproduksi realitas dalam media pada dasarnya dan umumnya akan sangat dipengaruhi oleh bahasa Little john ( 2002 : 210-211 ), simbolisasi pemaknaan dan politik penandaan, bahasa disamping sebagai realitas sosial, tetap bisa dilihat sebagai sebuah sistem penandaan.

Kata Wacana berasal dari terjemahan bahasa inggris discorse kata discouse berasal dari bahasa latin discursus yang berarti lari kian kemari ( yang diturunkan dari dis- dari, dalam arah yang berbeda, currere’ lari.
Menurut kamus webster ( 1983 : 522 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 9 ) Wacana adalah :
1. Komunikasi pikiran dengan kata – kata; ekpresi ide – ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.
2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subyek studi atau pokok telaah.
3. Risalat tertulis, disertasi foormal; kuliah ; ceramah; khotbah.
Ismail dalam Alex Sobur ( 2006 : 9 ) mengartikan wacana sebagai kemampuan utnuk maju ( dalam pembahasan ) menurut urut – urutan yang teratur, dan semestinya, dan komunikasi buah pikiran , baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur. Dari beberapa pengertian diatas dapat dipertegas bahwa wacana mencakup aspek lisan ( obrolan, percakapan di depan umum/ pidato ) dan tulisan tulisan berdasarkan ururtan yang di susun secara sistematis.

Lull ( 1998 : 23 ) dalam Alex sobur ( 2005 : 11 ) Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara obyek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebarluas.

2.1.2 Pengertian Analisis Wacana kritis

Analisa wacana adalah sebuah alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak di pakai. Jika analisis isi ” kuantitatif” lebih menekankan pada pertanyaan ”Apa” ( What ), analisis wacana lebih melihat pada ”bagaimana” ( How) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat , metafora apapun namanya suatu berita disampaikan. Menurut Eriyanto ( 2001 : 337-341 ) pertama, dalam analisisnya analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih menekankan pemaknaan teks ketimbang panjumlahan unit kategori separti dalam analisis isi, Dasar dari analisis wacana adalah Interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest ( nyata ), sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan laten ( tersembunyi ) Makna suatu pesan dengan demikian tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah muatan, nuansa, dan makna yanglaten dalam teks.

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut Syamsudin ( 192 : 6 ) dalam Alex sobur ( 2006 : 49 ) :
1. Analisis wacana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat.
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi.
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa.
5. Analisis wacana diarahkan kepada mas memakai bahasa secara fungsional.yarakat.

2.1.3 Metodologi Analisis Wacana kritis

Dari sekian banyak model analisis wacana, model Teun Van Dijk adalah salah satu model yang familiar dan sering dipakai untuk mengelaborasikan elemen – elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan .
Model Van Dijk adalah model yang sedikit banyak mengadopsi dari pendekatan lapangan ” Psikologi Sosial yaitu sebagai ” Kognisi sosial” Pendakatan yang dilakukan adalah untuk menjelaskan struktur dan terbentuknya proses suatu teks. Eriyanto ( 2001 : 221 ) Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisa atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati

Alex Sobur ( 2006 : 73 ) Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing – masing bagian saling mendukung, menurutnya dibagi menjadi ke dalam tiga tingkatan :

1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
2. Superstruktur, adalah kerangka suatu teks; bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.
3. Struktur Mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.


Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen – elemen diatas, semua elemen merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.Fenomena Masalah

Pemberitaan Insiden Tanjung Priok
oleh koran Seputar Indonesia dan Media Indonesia

Bahwa suatu berita pada dasarnya adalah hasil konstruksi realitas pengamatan yang dilakukan oleh wartawan, jadi realitas yang terjadi sebenarnya dilapangan adalah suatu realitas yang bersifat subyektif, karena didalamnya bermain berbagai pihak yang berkepentingan diantaranya, Wartawan, pemilik Modal dll. Alex Sobur ( 2006 : 30 ) Dan media tidak berada dalam ruangan vakum. Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik dan fakta yang kompleks dan beragam.

Menurut Louis Althusser ( 1971 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 30 ) menulis bahwa media, dalam hubungan dengan kekuasaan menempati posisi strategis, terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legimitasi. Media massa sebagaimana mana lembaga - lembaga pendidikan, agama, seni dan kebudayaan marupakan begian dari alat kekuasanaan negara yang bekerja secara ideologiis guna membangun kepatuhann khalayak terhadap kelompok yang berkuasa
Menurut Antonio Gramsci ( 1971 ) dalam Alex Sobur ( 2006 : 30 ) Media adalah sebagai ruang dimana berbagai ieologi di presentasikan. Ini berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat legimitasi, kontrol atas wacana publik. Namun di sisi lain, media juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan.

Berdasarkan penjelasan diatas terkait antara media massa dengan fenomena aktual, kami menganalisa seputar insiden Tanjung Priok yang terjadi pada tanggal 14 April 2010, kajian ini menarik karena bersinggungan dengan aspek Sosial, Ekonomu, politik, budaya dsb. Adapun aspek yang kami kaji dan analisa yaitu dari aspek obyektifitas dan ideologi yang terkandung dlm pemberitaan media cetak, Kami pilih kedua koran tersebut dengan pertimbangan :

1. Koran Sindo : adalah salah satu baru yang tumbuh secara significant, scope nasional , dengan tiras 336.000 eksemplar perhari
2. Koran Media Indonesia : adalah salah satu koran nasional yang berdiri pada tanggal 19 Januari 1970, dengan pemberitaan cover both side, tiras

Waktu pemberitaan yang kami analisa yaitu, pemberitaan tanggal 14 April 2010.

3.1.1 Analisa Masalah
Metodologi yang kami gunakan adalah analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Van Diij dimana dalam proses analisanya meliputi :

Alex Sobur ( 2006 : 73 ) Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing – masing bagian saling mendukung, menurutnya dibagi menjadi ke dalam tiga tingkatan :

1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.
2. Superstruktur, adalah kerangka suatu teks; bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.
3. Struktur Mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.

Tanjung priok rusuh
Sindo, 15April 2010

JAKARTA (SI) – Bentrokan berdarah mewarnai penertiban bangunan liar di permakaman tokoh penyebar agama Islam,Al-Arif Billah Hasan bin Muhammad Al- Haddad yang biasa dikenal sebagai Mbah Priok,di Jalan TPU Dobo,Koja,Jakarta Utara,kemarin.

Akibat bentrokan tersebut,sekitar 130 orang harus dilarikan ke rumah sakit dan puluhan mobil dibakar massa. Bahkan tadi malam dua anggota Satpol PP dipastikan meninggal. Korban bernama W Soepono ditemukan sejumlah pegawai PT Pelindo sekitar pukul 22.00 di dekat pintu masuk Pelabuhan Peti Kemas,Koja. Seorang lagi,Ahmad Tajudin dari Satpol PP Jakarta Barat,meninggal dalam perjalanan dari Rumah Sakit (RS) Koja untuk dirujuk ke rumah sakit lain.

Tadi malam beredar kabar masih adanya satu lagi korban meninggal yang belum dievakuasi. Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Mendagri Gamawan Fauzi,Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto,dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono mendatangi RS Koja untuk melihat penanganan korban. Aksi kekerasan memicu keprihatinan sejumlah pihak.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tadi malam menggelar jumpa pers untuk merespons insiden ini. Presiden menyatakan benturan seharusnya dapat dicegah dan dihindari. ”Begitu melihat situasi di lapangan atau situasi sosial yang tidak memungkinkan sebuah tindakan dilakukan, meskipun tindakan itu secara hukum benar, tetap tidak tepat untuk dipaksakan,” katanya.

Atas kejadian ini Presiden langsung berkomunikasi dengan semua pihak terkait dan memberikan delapan instruksi yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Di antara instruksi tersebut Presiden meminta penertiban atau renovasi kompleks makam Mbah Priok dihentikan.“Saya minta (makam Mbah Priok) status quo dan setelah segala sesuatunya dapat dikelola, bicarakan semuanya dengan baik dengan semua pemangku kepentingan,”ujarnya.

Beruntung bentrokan masih bisa diatasi.Aparat Satpol PP dan Polri yang terdesak di Kompleks Pelabuhan II Kontainer dievakuasi dengan 15 kapal menuju ke Gedung Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. ”Karena suasana tidak memungkinkan, maka kami evakuasi lewat laut,”ujar Direktur Kepolisian Air Polda Metro Jaya AKBP Edion.

Untuk menenangkan massa, aparat melibatkan tokoh adat dan agama. Sebelumnya, situasi di Pelabuhan Peti Kemas Koja sampai pukul 21.00 masih mencekam. Puluhan kendaraan milik Satpol PP dan Polri dibakar warga.Tidak hanya itu,ratusan warga yang datang juga menjarah Kantor Pelindo,dan sempat membakar pos jaga kompleks pelabuhan. Setelah bentrokan di depan gerbang utama kompleks pemakaman massa sempat mendesak mundur aparat Satpol PP dan Polri.

Ratusan orang terlihat berjalan masuk kompleks Terminal Peti Kemas, Koja, hingga sejauh satu kilometer. Mereka menyisir petugas yang disinyalir bersembunyi di sekitar lokasi.Dalam aksi sweeping ini massa menghancurkan kacakaca hingga menjarah kantor yang ditemui. Bentrokan berawal ketika petugas Satpol PP didukung polisi dari Polres Pelabuhan dan Polres Jakarta Utara mendatangi lokasi, sekitar pukul 06.00 kemarin.

Kedatangan aparat yang dipimpin Wakil Wali Kota Jakarta Utara Atma Sanjaya untuk melaksanakan Instruksi Gubernur No 132/ 2009 tanggal 9 September 2009 menertibkan bangunan di sekitar bekas makam. Tapi upaya tersebut ditentang massa yang menolak penggusuran. Para ahli waris lahan makam Mbah Priok bersikukuh mengklaim kepemilikan tanah di lokasi tersebut hingga 5,4 hektare dengan bukti kepemilikan Eigendom Verponding No 4.341 dan No 1.780.

Saat puluhan petugas tiba di Jalan TPU Dobo, sejumlah pembela ahli waris mulai terlihat menghadang. Mereka melemparkan batu dan menggunakan kayu untuk menghalangi petugas berpakaian lengkap. Massa juga membakar ban bekas. Namun puluhan pemuda tetap terdesak dan terdorong masuk ke lokasi bekas makam. Aparat terus merangsek di depan gapura makam keramat.Alat berat juga sudah bergerak merobohkan sebagian tembok gardu lokasi bekas makam tersebut.

Petugas kemudian mulai masuk melewati portal dan memukul mundur para pemuda. Dari dalam permakaman, massa terus melempari batu ke arah petugas dan alat berat. Sesaat kemudian sejumlah pemuda menyerang balik.Mereka melempari batu dan menyerang dengan senjata tajam dan tombak. Lemparan molotov seketika melukai petugas dan memukul mundur. Sejumlah petugas terluka parah di bagian kepala, tangan, kaki dan perut.

Hermanto misalnya, petugas Satpol PP, terkena luka sayatan pada tangannya hingga nyaris putus. Kemudian petugas Satpol PP dan aparat Polri mundur hingga ke Jalan TPU Dobo.Serangan dihentikan. Barikade petugas kepolisian dilanjutkan pada jarak 10 meter dari gerbang. Upaya negosiasi mulai dilakukan. Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas menyayangkan terjadinya bentrokan. Pada siang hari ketegangan sempat mereda, tapi bentrokan lebih besar kembali meletus.

Awalnya sejumlah pemuda yang hendak membeli rokok diserang oleh petugas Satpol PP. Mereka dihujani tendangan dan pukulan.Polisi langsung bertindak dan mengamankan kedua pemuda tersebut. Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Ida Mahmuda dan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Maman Firmansyah turut menjadi sasaran Satpol PP yang marah.Keduanya juga dipukuli saat hendak menengahi permasalahan di lokasi.

”Kami sudah menunjukkan identitas sebagai anggota DPRD, tapi tetap dipukuli seperti maling ayam,”ungkap Ida. Kondisi bertambah runyam ketika massa dari ormas keagamaan berdatangan membantu warga melawan Satpol PP dan polisi.Bentrokan kian tak terkendali. Massa yang mengamuk mendesak mundur aparat dan membakar mobil yang mereka tinggalkan. Sekitar pukul 17.00, aparat dari Satpol PP dan Polri dipukul mundur oleh massa yang jumlahnya jauh lebih banyak. Mereka terjebak di area Terminal Peti Kemas Koja.

Panen Kecaman

Pemprov DKI Jakarta menyayangkan dan menyatakan keprihatinannya atas kerusuhan yang terjadi di sekitar lokasi makam Mbah Priok di Koja,Jakarta Utara. ”Masyarakat jangan salah tafsir,bukan makam,tapi bangunan yang tanpa IMB (izin mendirikan bangunan) yang ditertibkan,”ujar Wagub DKI Prijanto. Sebelumnya, Menko Polhukam Djoko Suyanto menginstruksikan kepada Pemda DKI Jakarta untuk turun tangan langsung mengatasi masalah ini.

Kepada Seputar Indonesia, dia mengaku telah meminta Prijanto menyelesaikan kasus ini dengan baik dan tanpa adanya pertikaian lagi antara Satpol PP dan massa. DPRD DKI Jakarta mereaksi keras insiden tersebut dengan mengancam akan membentuk panitia khusus (pansus). Mereka menilai bentrokan terjadi karena Satpol PP mengedepankan pendekatan kekerasan dibandingkan dialog. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengaku prihatin atas aksi brutal Satpol PP terhadap warga saat pembongkaran makam Mbah Priok. Dia berharap pemerintah bisa lebih bijaksana. (helmi syarif/nurul huda/isfari hikmat/windi wicaksono)
3.1.3. Kajian Analisa Berita Sindo:

ELEMEN WACANA VAN DIJK

1. Struktur Makro ( TEMA )
Temanya adalah : Penertiban bangunan liar pemakaman Al-Arif Billah Hasan Bin Muhammad Al- Haddad.
2. Superstruktur ( TEMATIK / kerangka susunan )
• Judul dibuat lugas apa adanya
• Pendahuluan : Awal pemberitaan dengan menampilkan data – data para
Korban bentrokan sejumlah 130 orang.
Kedatangan otoritas petinggi negara mulai dari level menteri sampai dengan level pemda DKI

• Isi : Konferensi pers oleh presiden SBY. Untuk berkomunikasi dengan semua pihak dan mekondisikan makam menjadi status Quo.
Gembaran Kronologis kejadian diawali degan kedatangan walikota Jakut, adanya pengahadangan sampai terjadinya bentrokan

• Penutup : Menampilkan, profil ketua umum PBNU KH Said Aql Siradj,pada baria terakhir, dengan menekankan pentingnya mencari solusi masalah ke arah yang lebih baik. Dan bijaksana

3. Struktur Mikro ( SEMANTIK / tanda atau makna ekplisit / implist)
Adanya penonjolan berita yang lebih condong pada pihak toritas, baris ke 3,4, 5, 5, 13, 15 dan baris terakhir

4. Struktur Mikro SINTAKSIS ( bagaimana pendapat di sampaikan )
• Pendapat tema disampaikan dengan menggunakan kalimat tidak langsung berupa himbauan, pada baris kalimat ke empat dan kelima tentang status quonya makan oleh presiden SBY.
• Pendapat tema bersambung denga kalimt tidal langsung oleh wakil gubernur DKI Prijanto, atas keprihatinannya atas insiden priok,
5. Struktur Mikro Stilistik ( pilihan kata yang dipakai )
• Kata – kata Bentrokan ( baris ke 1,2 12 dan 14 ), kata – kata anggota tubuh seperti tangan ( baris ke 11, 12
6. Struktur Mikro Retoris ( bagaimana dan dengan cara apa penekanan )
• Gaya bahasa makna Denotatif ( sesuai kamus ) pada kata Rusuh dalam judul
• Gaya Bahasa Repetisi ( pengulangan ) pada kata bentrokan
• Menonjolkan pentingnya otoritas eksekutif, sebagai penyelenggara pemrintahan daerah.


Hasil Kajian analisa :

• Dalam kasus insiden Priok, Seputar Indonesia pada tataran realita, tidak menggambarkan pemberitaan yang cover both side , obyektif dan seimbang, hal ini terlihat dengan tidak adanya sumber konfirmasi secara seimbang yaitu pada masyarakat dan aparat satpol pp, polisi sebagai pihak yang terlibat langsung.
• Berorientasi pada pemberitaan yang condong dengan, otoritas. Disini terlihat jelas karena dibelakang media indonesia adanya faktor ideologis pemilik yaitu Su

Media Indonesia, 15 April 2010
Kerusuhan koja, jangan gunakan kebijakan tangan besi

JAKARTA--MI: Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi meminta agar kebijakan tangan besi seperti dalam kasus pengosongan areal makam Mbah Priok yang berbuntut bentrokan antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan massa di Koja, Jakarta Utara, jangan diulang lagi.

"Ini negara hukum, bukan negara tangan besi. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan secara hukum. Apalagi jika mau sedikit menambah dengan akal sehat dan kesantunan," kata Masdar di Jakarta, Rabu (14/4).

Menurut Masdar, apapun alasannya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Satpol PP DKI tidak bisa diterima. Otoritas DKI harus segera turun tangan untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa.

Terkait persoalan areal makam Mbah Priok, kata Masdar, pemerintah DKI perlu mempertimbangkan aspirasi dari elemen masyarakat. Apalagi penggusuran itu menyangkut situs sejarah, petilasan, dan makam tokoh Islam yang sangat berjasa dan dihormati.

"Tidak pantas kepentingan bisnis yang memang tidak pernah ada puasnya dibiarkan menggilas saksi-saksi budaya dan keagamaan. Lebih-lebih untuk bangsa yang menjunjung tinggi agama dan keadaban," katanya.

Sebelumnya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj juga mengungkapkan keprihatinan organisasi Islam terbesar di Indonesia itu terkait bentrokan yang menelan sejumlah korban tersebut. Ia berharap semua pihak menahan diri dari perilaku kekerasan dan mencoba mencari solusi yang lebih baik dan damai dalam menyelesaikan persoalan makam Mbah Priok, termasuk melibatkan tokoh agama. (Ant/OL-03)

Kajian Analisa Berita Media Indonesia :

ELEMEN WACANA VAN DIJK

1. Struktur Makro ( TEMA )
Temanya adalah : penggusuran tanah Mbah Priok

2. Superstruktur ( TEMATIK / kerangka susunan )
a. Pendahuluan : Awal berita menampilkan seorang rais Syuruai pengurus PBNU yang baru KH. Masdar Masud’i dengan kutipan kalimat, ”Ini negara hukum bukan tangan besi”.

b. Isi : Penekanan aspek kata Kekerasan yang dilakukan oleh aparat satpol pp DKI.

Penekanan pertimbangan – perimbangan sejarah, petilasan dan makam tokoh Islam

Pertimbangan aspirasi elemen masyarakat

Penekanan kutipan dari tokoh yang sama tentang pentingnya aspek Kebudayaan dan keagamaan

• Penutup : Adanya solusi dengan menampilkan, profil ketua umu PBNU yang baru, KH Said Aqil Siradj, penekanan kata – kata semua pihak menahan diti, perlunya pelibatan tokoh agama.

3. Struktur Mikro ( SEMANTIK / tanda atau makna ekplisit / implist)
Adanya penonjolan informasi berita dari sisi profil dari institusi keislaman mulai dari rais syuriah sampai dengan ketua PBNU

4. Struktur Mikro SINTAKSIS ( bagaimana pendapat di sampaikan )
• Pendapat tema disampaikan dengan menggunakan kalimat tidak langsung berupa kecaman, pada baris kalimat kedua dan kelima oleh Rais Syuriah KH. Masdar Mas’udi.
• Pendapat tema bersambung dengan menampilkan tokoh PBNU KH Said Aqil Siradj pada baris terakhir, isi pendapat tema berupa anjuran.

5. Struktur Mikro Stilistik ( pilihan kata yang dipakai )
• Kata – kata Budaya, Adab, kekerasan, hukum
6. Struktur Mikro Retoris ( bagaimana dan dengan cara apa penekanan )
• Gaya bahasa Hiperbolik ( berlebihan ) pada kata Tangan Besi
17
• Gaya Bahasa Repetisi ( pengulangan ) pada kata Kekerasan, hukum
• Menonjolkan pentingnya institusi NU sebagai lembaga keagamaan
• Menonjolkan kekerasan budaya aparat satpol pp sebagai otoritas pemerintah daerah.

Hasil Kajian analisa :

• Dalam kasus insiden Priok, media Indonesia pada tataran realita, tidak menggambarkan pemberitaan yang cover both side , obyektif dan seimbang, hal ini terlihat dengan tidak adanya sumber konfirmasi pihak – pihak terlibat untuk dimintai keterangan. Pihak terlibat tersebut : Masyarkat, Satpol PP, Kepolisian. sebaliknya yang dimita keterangan adalah pihak yang tidak terlibat yaitu tokoh – tokoh PBNU.
• Berorientasi pada pemberitaan yang condong dengan, keagamaan. Diini terlihat jelas karena dibelakang media indonesia adanya faktor ideologis pemilik yaitu Surya Paloh yang berasal dari aceh, beragama islam.


BAB IV
KESIMPULAN

• Analisa Wacana Kritis adalah salah satu pendekatan kualitatif yang menginduk pada paradigma Kritis.
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu metodologi dalam pemaknaan teks.
• Analisa wacana Kritis adalah pendekatan yang berorientasi pada interpretasi atau penafsiran peneliti
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu pendekatan yang menganalisa apa yang ada dibalik teks dan ideologi apa yang ada dibalik teks.

DAFTAR PUSTAKA

Denzin NK & Lincoln YS, 2009, Handbook of Qualitative Research, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kriyantono, Rachmat, 2008, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Kencana Pranada Media Group, Jakarta.

Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta

Moleong, Lexy, edisi revisi 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudarso, 2008, Metode Penelitian Sosial, Kencana Pranada Media Group, Jakarta.

Sobur, Alex, 2006, Analisis Teks Media, Remaja Rosda Karya , Bandung.


Ditulis oleh: Agus Budiana,Rinta Imron,Andi Banus Achir
Disiapkan untuk tugas mata kuliah Riset Komunikasi

Tidak ada komentar: