Data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa digambarkan dengan kode, simbol, angka dan lain-lain (Umar,2001). Suharsimi menyatakan (2006) data diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka.Menurut Soeratno dan Arsyad (2003), data adalah semua hasil pengukuran atau observasi yang sudah dicatat guna suatu keperluan tertentu.
Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta (Riduwan.2009).Pada konteks penelitian data bisa diartikan sebagai keterangan tentang variabel pada beberapa objek.Data memberikan keterangan tentang objek-objek dalam variabel tertentu. Contohnya: Motivasi belajar merupakan keterangan mengenai siswa dalam variabel “motivasi belajar”, dan sebagainya. Keterangan itu diwujudkan dalam bentuk angka maupun simbol.
Data
mempunyai peran yang amat penting di dalam penelitian karena:
- Data mempunyai fungsi sebgai alat uji pertanyaan atau hipotesis penelitian.
- Kualitas data sangan menentukan kualitas dari hasil penelitian.
Artinya hasil penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang
sukses dikumpulkan.Namun begitu, kualitas data yang abik belum tentu hasil
penelitiannya baik pula.Hasil penelitian selain dipengaruhi oelh kualitas data
yang berhasil dikumpulkan juga dipengaruhi oleh ketepatan dan keakuratan
analisis data yang dilakukan.Kualitas data bergantung pada kualitas dati
instrumen yang digunakan guna pengumpulan data.Kualitas instrumen pengumpulan
data berhubungan dengan validitas dan reliabilitas.
Klasifikasi data
1. Berdasarkan jenis data
a. Data kualitatif
Merupakan data yang menunjukkan mutu atau kualitas sesuatu yangada, baik
proses, keadaan, peristiwa, kejadian dan lainnya yang dinyatakan ke dalam
bentuk pertanyaan atau berupa kata-kata. Penentuan kualitas data tersebut
menurut kemampuan memberikan nilai tentang bagaimana mutu dari sesuatu
itu.Misalnya : wanita itu cantik, pria itu keren, baik, ganteng, senang, harga
minyak naik, rumah itu kecil dan lain sebagainya. Data ini umunya diperoleh
dari hasil wawancara dan bersifat subejktif, karena data tersebut bisa
ditafsirkan beda oleh yang berbeda. Data kualitatif bisa diubah atau diangkakan
(kuantifikasi) dalam bentuk ordinal ataupun rangking.
Hadari
Nawawi dan Martini Hadari (2006) mengelompokkan data kualitatif dilihat dari
jenisnya menjadi sebagai berikut ini:
1)
Data kategori, data yang dinyatakan guna
menunjukkan bahwa suatu keadaan, proses, atau kejadian termasuk dalam salah
satu golongan atau suatu pihak tertentu.
2)
Data yang menunjukkan porsi, data yang dari
setiap keadaan yang dinyatkan dengan perkataan yang merupakan perbandingan
dengan yang ideal atau keseluruhan. Misalnya penelitian tentang tingkat
penghasilan masyarakat yang menghasilkan: sebagian besar berpenghasilan sedang
yang berarti juga sebagian kecil yang berpenghasilan rendah dan tinggi.
3)
Data
berjenjang atau meningkat, data yang dinyatakan dengan kata-kata untuk
menunjukkan bahwa suatu keadaan atau peristiwa termasuk pada suatu tingkatan
kualitas/mutu tertentu di atas atau dibawah mutu rata-rata.
4)
Data
yang bersifat relatif, data yang dinyatakan dengan kata-kata guna menunjukkan
bahwa suatu keadaan atau kejadian merupakan sesuatu yang keberadaannya dapat
berubah-ubah. Data tersebut dinyatakan dalam perkataan, selalu, sering,
kadang-kadang, jarang, tidak pernah, dan lain sebagainya.
5)
Data
yang bertentangan, data yang menyatakan bila yang satu ada, maka yang lainnya
tidak ada mengenai suatu keadaan, peristiwa atau proses yang akan diungkapkan
ke dalam suatu penelitian. Data ini menggambarkan kondisi ekstrem pada dua sisi
yang bertolak belakang, yang dinyatkan dengan kata-kata: setuju – tidak setuju,
benar – salah, positif – negatif, cukup – tidak cukup, dan sebagainya. Tidak
jarang peneliti mencoba untuk memasukkan keadaan moderat atau rata-rata di
antara kedua ekstrems tersebut, namun untuk suatu penelitian tidak berarti,
karena hasilnya menghendaki suatu ketegasan. Kondisi yang netral dalam
masyarakat terhadap suatu pembaharuan, berarti lebih mengarah pada negatif.
kondisi ragu-ragu akan lebih mengarah kepada tidak setuju daripada setuju.
Kondisi hampir boleh, sesungguhnya berarti tidak boleh, sama halnya denga
hampir cukup yang berarti tidak cukup. Keadaan bertentangan ini berlaku bagi
keadaan, kejadian dan proses yang menuntut kondisi ekstrem sebagai ukurannya.
Data kualitatif mengandalkan proses berfikir dalam menjalankan
interpretasi dan mengambil kesimpulan, oleh sebab itu interpretasi data
kualitatif dipengaruhi oleh kemampuan berfikir dan sudut pandang, sehingga
jangkauan hasil penelitian akan sangat bervariasi keluasan dan kedalamannya.
Data yang sama kemungkinan saja dapat ditafsirkan berbeda karena sudut pandang
yang dipakai dalam proses berpikir berbeda. Sehingga dapat dikatakan hasil
penelitian menjadi bersifat subjektif.
b.
Data Kuantitatif
Merupakan data yang berbentuk angka-angka sebagi hasil pengukuran
ataupun hasil observasi.Misalnya luasnya 12 m2, berat badan Andi 70 kg, dan
lain sebagainya.Data kuantitatif didapatkan dari pengukuran langsung dan dari
angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data
kuantitatif. Data kuantitatif mempunyai sifat objektif dan dapat ditafsirkan
sama oleh semua orang.
2.
Berdasarkan cara pengumpulan data
a. Data
primer, merupakan
data yang didapatkan darisumber pertama, atau depat dikatakan pengumpulannya
dilakukan senduru oleh si peneliti secara langsung, sperti hasil wawancara dan hasil
pengisian kuesioner (angket). Soeratno dan Arsyad (2003) menyatakan bahwa data
primer adalah data yang dikumpulkan dan ddiolaeh sendiri oleh oerganisasi yang
menggunakan atau menerbitkan data tersebut. Contoh data primer, Peneliti akan
meneliti tentang prosedur kerja suatu aplikasi tertentu, maka dapat dilakukan
wawancara mengenai hal tersebut.
b.
Data
sekunder, merupakan
data yang didapatkan dari sumber kedua. Menurut Purwanto (2007), data sekunder
yaitu data yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Sedangakan menurut
Soeratno dan Arsyad (2003), data sekunder adalah data yang digunakan atau
diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Dengan demikian data
sekunder mempunyai dua makna. Pertama, data yang telah diolah lebih lanjut,
misalnya dalam bentuk diagram atau tabel. Kedua, data yang dikumpulkan oleh
lembaga atau orang lain, atau data yang bukan dikumpulkan sendiri oleh
peneliti. misalnya data penghasilan penduduk yang dikumpulkan oleh BPS, data
yang dikumpulkan oleh lembaga survey dan lainnya.
3. Berdasarkan Sumber Data
Data berdasarkan pada sumbernya, bisa dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu data internal dan data eksternal.
a. Data
internal, merupakan
data yang pengumpulannya didaptkan dari lembaga atau oerganisasi di mana
penelitian dilaksanakan.
b. Data eksternal, merupakan data yang didapatkan dari lembaga
atau oerganisasi lain di mana penelitian dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar