Kehidupan berkelompok atau berserikat merupakan
hakekat dari kehidupan sosial manusia. Sebagai makluk sosial manusia tidak dapat hidup menyendiri. Manusia
cenderung membentu kelompok-kelompok untuk kebutuhan social mereka. Kelompok-kelompok
yang terbentuk dapat terjadi secara spontan tetapi ada terbentuk secara
disengaja dan memerlukan perencanaan yang matang.
Kelompok yang terbentuk dengan perencanaan yang
matang ini bersifat formal sedangkan yang terbentuk secara spontan dan tidak
terlalu memerlukan rangkaian yang prosedural ini cenderung bersifat informal.
Berkaitan dengan organisasi dapat dibedakan dengan
mengacu kepada terbentuknya kelompok. Organisasipun dapat terbentuk secara
formal dan informal.
Organisasi formal merupakan organisasi yang dikenal secara luas dalam masyarakat. Dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari teori-teori komunikasi organisasi. Kita telah mengenal teori klasik, yang begitu kentara komunikasi yang bersifat mekanikal dan sangat formal. Tanpa kita sadari kita telah membahas tentang organisasi formal dalam teori klasik. Dalam teori klasik kita dapat melihat dengan jelas struktur organisasi, pembagian tugas, arah komunikasi organisasi dan hubungan-hubungan yang terbentuk. Bahkan kita juga dapat dengan mudah memberikan data tentang anggota organisasi tersebut.
Organisasi formal dengan mudah dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat modern, lalu bagaimana dengan organisasi informal. Apakah
yang dimaksud dengan organisasi informal dan bagaimana sifatnya? Dalam modul
ini akan dibahas secara khusus tentang organisasi informal.
DEFINISI
ORGANISASI INFORMAL
Organisasi informal muncul dalam
kehidupan sosial untuk memenuhi keperluan sosialnya dalam berkelompok. Pada
dasar manusia ingin selalu berkomunikasi dengan yang lainnya terutama untuk
menyalurkan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dalam chanel-chanel resmi.
Seringkali organisasi ini lebih banyak menekankan pada aktifitas yang sama dan
terulang dibandingkan pada tujuannya.
Organisasi
informal sebagai organisasi yang tercipta karena adanya hubungan
antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan
pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan
tujuan bersama. Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai
kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas. sedangkan di dalam organisasi
informal, kedudukan tugas dan fungsinya
tampak kabur. Organisasi informal ini terjadi karena adanya komunikasi antar
sesama karyawan yang dengan cepat menyebarkan informasi melalui desas-desus
dari mulut kemelut. Adapun desas-desus itu bisa saja berlebihan, salah, kurang
tepat maupun merupakan kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar.
Untuk itulah agar organisasi informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah
sepantasnya kalau setiap atasan harus bisa menggunakan segi positif keberadaan
organisasi informal ini terutama dalam rnenyampaikan perintah.
Perkembangan
organisasi informal di dalam organisasi formal dikarenakan adanya
ketidakmampuan organisasi formal dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu
dari anggota organisasi formal itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Max Waber
: “Berkembangnya
organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan
kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri.
Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan
perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan
sebagainya.”
Organisasi informal terdiri atas hubungan yang
tidak resmi dan dapat dikatakan sebagai bayangan dari organisasi yang formal.
Organisasi ini tidak akan pernah muncul tanpa adanya exixtensi organisasi
formal terlebih dahulu. Kemunculan organisasi beriringan dengan organisasi
formal dan dpata dikatakan sebagai koplemnter dari organisasi formal yang sudah
ada untuk mengakomodasi kebutuhan yang tidak dapat terselurkan dalam organisasi
formal.
PENYEBAB KEMUNCULAN
ORGANISASI INFORMAL
Organisasi
informasi berdiri tentunya tidak lepas dari beberapa latar belakang dari orang-orang yang
menyusun organisasi tersebut. Organisasi
informal muncul dapat disebabkan karena :
a.
Salah
satu hakekat manusia adalah memenuhi
kebutuhan untuk berafiliasi dan bersosaliasasi dengan orang-orang luar terutama
yang ada disekitarnya.
b.
Organisasi
informal menjadi tempat untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang tidak
tersalurkan dalam organisasi yang formal.
c.
Kemunculan organisasi informal muncul karena
adanya persamaan keperluan yang terdapat dalam sekelompok orang.
Kebutuhan-kebutuhan sekelompok orang
yang tidak tersalurkan dalam chanel organisasi formal yang mendorong
terbentuknya organisasi informal. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam terbagi
dalam kebutuhan berikut :
a.
Kebutuhan
Sosial
Kebutuhan sosial manusia
begitu kompleks sebagai contoh manusia memerlukan komunikasi yang hangat,
perhatian, penghargaan dll. Kebutuhan sosial ini tentunya memiliki level yang
berbeda dalam diri setiap individu. Dalam organisasi formal kebutuhan-kebutuhan
sosial ini tentunya tidak dapat dipenuhi semua, karena dalam organisasi formal
semuanya bertindak bedasarkan status dan kewenangan masing-masing individu dan
berlangsung secara formal pula. Selama semuanya berjalan sesuai denan tujuan
organisasi maka masalah-masalah sosial yang personal tidak terlalu banyak yang
tersentuh. Dalam organisasi formal. Organisasi informal berusaha untuk memenuhi
kebutuhuan sosial yang tidak tersentuh oleh organisasi formal ini seperti
keakraban, kebersamaan dll.
b.
Pengetahuan
tentang perilaku
Perilaku personal dalam
organisasi formal terbentuk sesuai dengan status, posisi dan kewenangan dalam
organisi terebut. Seorang ‘boss’ selalu akan mendapatkan penghormatan yang
berlebih bahkan berlebihan dari para staff dan jajarannnya. Sebaliknya seorang
yang berada di level bawah akan mendapatkan perlakuan yang seringkali
melecehkan mereka. Di luar organisasi formal seringkali berbanding terbalik
dengan apa yang tertampil di dalam perilaku mereka. Untuk menjembatani kekakuan
perilaku komunikasi ini seringkali membawa terbentuknya organisasi informal.
Sebagai contoh dalam arisan alumni sebuah sekolah yang beranggotakan berbagai
level profesi dapat terbina komunikasi yang akrab dan penuh kekeluargaan tanpa
membedakan level profesionalitas mereka dalam organisasi formal. Sopir, boss
ataupun level lain dapat bercanda dan memanggil tanpa ada embel-embel tertentu.
c.
Perhatian
dan Simpati
Perhatian dan simpati
secara luas tidak akan pernah muncul dalam organisasi formal. Simpati dam
perhatian akan berbanding lurus dengan posisi dan prestasi personal. Orang-orang yang kurang
beruntung dalam dua hal tersebut seringkali tidak akan mendapatkan perhatian
dan simpati. Organisasi informal memberikan ruang yang lebih besar dalam
perhatian dan simpat kepada setiap orang yang di dalamnya.
d.
Bantuan
dalam pencapaian tujuan
Komunikasi organisasi
informal yang cenderung bersifat sepontan, penuh keakraban dan informal ini
dapat membantu aggotanya untuk mencapai tujuan organisasi formal. Komunikasi
ini dapat membengun hubungan yang lebih akrab sehingga masing-masing dapat
berkomunikasi dengan baik.
e.
Kesempatan
Berpengaruh dan Berkreasi
Dalam perkembangan
organisasi informal biasanya setiap anggota memiliki level yang cenderung sama
sehingga semua anggota dapat memiliki hak yang sama untuk saling mempengaruhi.
Mereka dapat saling meneruima satu dengan yang lainnya sehingga dapat
memebrikan sarana untuk rekreasi (penghiburan).
f.
Pelestarian
nilai budaya
Orgnanisasi informal secara
tidak sadar dapat melestarikan nilai-nilai budaya yang sudah anda. Sebagai
contoh Indonesia memiliki budaya untuk berkumpul dan saling menolong. Arisan
sebagai bentuk dari organisasi dapat memperkuat nilai kebersamaan dan seringkali
untuk menolong anggota yang ada. Kadangkala hasil kocokan dari arisan dapat
dioper kepada anggota yang lebih membutuhkan.
g.
Komunikasi
dan informasi
Komunikasi yang akrab dan
kekeluargaan seringkali tertutup dalam organisasi formal bahkan komunikasi secara
akrab seringkali sangat dibatasi. Dalam komunikasi organisasi informal
seringkali menjadi lebih terbuka sehingga memberikan informasi yang lebih
banyak walaupun memiliki sisi negatifnya karena kurangnya control dari
komunikasi itu sendiri.
CIRI
DAN SIFAT-SIFAT ORGANISASI INFORMAL
Sebagaimana organisasi
formal memiliki cirikahas maka organisasi informalpun memiliki cirkhas yang
tidak dimiliki oleh organisasi formal. Menurut J. Winardi
organisasi informal memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dari organisasi
formal, yaitu :
1.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi
informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali
sulit untuk menentukan waktu di mana seseorang menjadi anggota organisasi
tersebut.
2.
Sifat hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
3.
Organisasi informal dapat dialihkan
menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan.
4.
Organisasi informal, merupakan
kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipun pada
akhirnya hubungan-hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama.
5.
Dalam organisasi formal, tiap unsur
organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas, sedangkan di
dalam organisasi informal, kedudukan sarat fungsinya tampak kabur.
Sedangkan
yang menjadi sifat dari organisasi informal adalah :
1.
Adanya hubungan yang bersifat spontan
dan tidak teroagniair.
2.
Masalah kepemimpinan menjadi dilemma
klasik
3.
Kinerja organisasi informal tidak
bertitik tolak pada pengendalian manajemen
4.
Lebih menekankan aktifitas daripada
tujuan organisasi
PERBEDAAN ORGANISASI FORMAL
DAN ORGANISASI INFORMAL
Organisasi
formal dan informal merupakan dua jenis organisasi yang berbeda. Argyris membedakan organisasi informal dan organisasi formal
dalam beberapa hal yang mencolok. Perbedaan ini meliputi :
a.
Hubungan Antar Pribadi
Perbedaan yang mencolok antara organisasi formal dan non
formal yang pertama adalah hubungan antar pribadi antar anggotanya. Dalam
organisasi formal hubungan yang terjadi antara anggota organisasi didasarkan
pada peraturan. Hubungan ini bersifat mutlak dan tidak bias dibantah selama
perturan itu belum ada pembeharuan. Setiap anggota organisasi mengembangkan
perilakunya berdasarkan posisinya masing-masing. Berbeda dengan organisasi
informal yang mana hubungan antar anggota sudah tersusun dengan jelas maka dalam
organisasi informal hubungan antar anggota berdasarkan pada kebutuhan. Tidak
ada hubungan yang permanen dalam organisasi informal. Hubungan ini bisa muncul
secara sepontan bdan bisa menjadi intens bila tingkat keperluan semakin banyak
dan sebaliknya.
b.
Kepemimpinan
Kepimimpinan dalam organisasi formal telah ditetap dengan
berdasarkan statuta organisasi dengan masa jabatan yang jelas. Pemimpin dapat
menduduki jabatan karena adanya penunjukan oleh pihak-pihak yang berwenang
dalam organisasi baik ditunjuk maupun dipilih oleh organisasi. Dalam
kepemimpinan organisasi informal diperoleh dengan adanya kesepakatan dari
anggota organisasi. Tugas-tugas pemimpin dalam organisasi informal tidak
tertuang secara jelas dalam peraturan sebagaimana yang ada dalam organisasi
formal.
c.
Pengendalian Perilaku
Perilaku komunikasi yang terbentuk dalam organisasi formal didasarkan pada role mereka sebagaimana yang tertuang
dalam pembagian tugas kerja organisasi. Perilaku ini sangat jelas bahkan
sebelum anggota organisasi memasuki lingkungan organisasi tersebut. Perubahan
perilaku sangat dipenagruhi oleh balas jasa organisasi terhadap mereka. Hadiah
(rewards) dan hukuman (punishment) sangat mempengaruhi
perilaku anggota organisasi. Sedangkan dalam organisasi informal perilaku anggota
tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan mereka.
d.
Ketergantungan
Dalam organisasi formal tingakat ketergantungan level
bawahan terhadap level atas sangat tinggi. Level atas memegang kendali terhadap
aktivitas level bawah. Perubahan pada lvel atas sangat berpengaruh terhadap
level bawah, tetapi perubahan level bawah tidak terlalu berdampak pada level
atas. Dalam organisasi informal tingkat ketergantungan terhadap pemimpin sangat
lemah bahkan peranan pemimpin terhadap anggota organisasi tidak signifikan.
Kadangkala pemimpin dalam orgnanisasi informal hanya sebatas mengkordinasi dan
memfasilitasi saja.
Perbedaan antara organisasi formal dan informal dapat
dirangkum dalam table di bawah ini :
|
Organisasi Formal
|
Organisasi Informal
|
Hubungan Antar pribadi
|
Hubungan antara atasan &
bawahan ditentukan peraturan
|
Hubungan antara atasan dan bawahan
berdasar kebutuhan masing-masing
|
Kepemimpinan
|
Pemimpin ditetapkan dan ditunjuk
|
Pemimpin dipilih berdasarkan
kesepakatan
|
Pengendalian Perilaku
|
Pengendalian perilaku melalui
pemberian balas jasa dan hukuman
|
Pengendalian melaui pemenuhan
kebutuhan
|
Ketergantungan
|
Bawahan sangat tergantung pada
atasan
|
Kurang tergantung pada pimpinan
|
PEMBAGIAN
ORGANISASI INFORMAL
Menurut
Hicks organisasi informal dibedakan menjadi
organisasi primer dan organisasi sekunder:
1.
Organisasi Primer
Organisasi informal primer merupakan oragniasasi yang
menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka
berlandaskan ekspektasi timbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan
dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga
tertentu.
Contoh
Organisasi Informal Primer
Masyarakat Indonesia sebagaian besar berpenduduk muslim. Sebagai
konsekuensinya dalam kesehariannya, mudah sekali ditemui kegiatan masyarakat
berupa pengajian. Pengajian dapat ditemukan dengan mudah karena merupakan
kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan. Pengajian berlangsung dalam
berbagai kalangan masyrakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Pengajian ini
terbentuk dengan didasari akan kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan rohani dan
batin. Walaupun tidak ada bentuk kompensasi yang diterima berupa imbalan, gaji,
ataupun sekedar dalam bentuk materi secara nyata, ternyata acara ini cukup
diminati dan dihadiri oleh pesertanya.
Pengajian dapat dikatakan organisasi apabila kegiatan
tersebut berkelanjutan dengan diorganisir dan memiliki tujuan yang sama dari
anggotanya. Lokasi pengajian dapat dilakukan secara bergiliran pada anggotanya,
begitu pula dengan penceramahnya, sesuai dengan kesepakatan anggota. Walaupun
acara ini berintikan pengajian, terkadang di akhir acara para pesertanya
melakukan sharing (tukar pikiran), ramah tamah, maupun sekedar
berbincang-bincang antar sesama anggota yang berpotensi dari tema-tema yang
diobrolkan tersebut dapat dibentuk kegiatan formal, seperti perencanaan gotong
royong.
2. Organisasi Sekunder
Organisasi
sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual.
Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi
mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun
imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak
kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya di mana harus saling setuju
mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Contoh Organisasi
Informal Sekunder
Arisan merupakan salah satu organisasi
informal sekunder. Warga
Indonesia memiliki kebiasaan berkumpul dan membicarakan seputar kegiatan
sehari-hari atau sekedar obrolan ringan yang lebih sering disebut ngerumpi atau ngobrol. Dari
kebiasaan itu, kemudian dibentuk sebuah kegiatan informal yang berkesinambungan
seperti Arisan.
Arisan merupakan kegiatan berkumpul dengan melakukan
iuran rutin tiap pertemuan, yang nantinya di setiap pertemuan dilakukan pengocokan (undian)
yang disepakati nominalnya dalam forum sebagai bentuk kompensasi atas kehadiran
anggotanya. Kompensasi yang diberikan tiap pertemuan dibatasi, dengan tujuan
memberikan motivasi pada anggota lainnya untuk hadir kembali pada pertemuan
selanjutnya. Bagi yang memperoleh undian, diwajibkan untuk tetap hadir pada
pertemuan berikutnya dengan tujuan menyelasaikan iuran wajib tiap pertemuan
hingga seluruh anggota mendapatkan undian. Disamping itu pertemuan ini
dititikberatkan sebagai ajang silaturahmi.
Arisan merupakan forum hiburan dari kebiasaan masyarakat yang
melakukan ngobrol yang hampir pernah dilakukan oleh seluruh orang. Forum ini pun diadakan
secara bergilir sesuai dengan kesepakatan anggotanya. Arisan bisa di katakan
sebagai organisasi informal karena organisasi ini terbentuk karena tidak adanya
unsur disengaja antara para pelakunya. Sebab organisasi ini di bentuk karena
adanya rasa ketidakpuasan antara para pelaku dengan lingkungan sekitar.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
ORGANISASI INFORMAL
Keberadaan
organisasi informal dalam dinamika organisasi disamping organisasi formal
dengan kekhasanya tentunya memberikan dampak tersendiri terhadap eksistensi
organisasi formal. Eksistensi organisasi informal tentunya tak dapat dilepaskan
dari kelebihan dan kelemahan dibandingkan dengan oponennya.
Kelebihan yang
dimiliki oleh organisasi informal :
a.
Mendorong akuntabilitas yang lebih
besar terhadap hasil akhir (output yang dihasilkan)
b.
Melengkapi jalur komunikasi dalam
perusahaan (organisasi formal)
c.
Memungkinkan terjadinya diversifikasi
ketrampilan (cross functional skills)
d.
Koordinasi antar fungsi didalam tiap
posisi menjadi lebih mudah
Kekurangan Organisasi Informal :
a.
Berpeluang menggunakan ketrampilan
dan sumber daya secara tidak efisien
b.
Menuntut adanya ‘multiple role’ pada
para karyawan sehingga dapat menimbulkan work stress
c.
Daya tahan terhadap perubahan,
apalagi jika organisasi tidak siap berubah
d.
Penyesuaian kelompok (akan jadi
pengganggu jika standar jika kelompok lebih rendah disbanding organisasi
formal, karena akan menurunkan standard an kualitas organisasi formalnya)
e.
Hanya terpaku pada satu produk
tertentu (output)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar