Hambatan berkomunikasi dapat mengganggu atau memperlambat komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P.Robbin (2008:408) bahwa hambatan terbagi dalam; Penyaringan, Persepsi Selektif, Informasi Berlebih, Emosi, Bahasa, Kegelisahan Komunikasi.
Penyaringan mengarah kepada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata si penerima. Misalnya, bila manajer memberitahu atasannya apa yang dia rasa ingin didengar atasannya, berarti dia sedang menyaring informasi. Jumlah level dalam struktur organisasi sebagai penentu utama dari penyaringan. Semakin vertikal level dalam hierarki organisasi, semakin banyak terjadi peluang penyaringan. Tetapi kita dapat memperkirakan sejumlah penyaringan terjadi dimana pun jika ada perbedaan status. Faktor-faktor seperti ketakutan untuk menyampaikan kabar buruk dan keinginan untuk menyenangkan atasan sering menyebabkan karyawan memberi informasi mengenai apa yang mereka pikir ingin didengarkan oleh atasan mereka. Kondisi mendistorsi komunikasi ke atas.
Persepsi Selektif, Konsep ini muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latarbelakang, dan karakteristik, personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam komunikasi ketika mereka mendekodekannya. Pewawancara calon karyawan yang memperkirakan bahwa wanita pelamar kerja akan lebih mementingkan kekeluarganya dari pada karirnya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada pelamar itu, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau tidak. Kita tidak melihat realitas, melainkan menafsirkan apa kita lihat dan menyebutkannya sebagai realitas.
Informasi Berlebih, batas setiap individu dalam mengolah data terbatas dalam kapasitas tertentu. Bila individu-individu memliki lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka pilah dan gunakan. Kecenderungan menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi. Mereka tidak perduli apakah akibatnya adalah kehilangan informasi dan komunikasi yang efektif.
Emosi, adalah perasaan penerima pesan pada saat menerima komunikasi yang akan mempengaruhi cara dia menginterpretasikan. Pesan serupa yang akan kita terima ketia marah atau kesal sering diinterpretasikan secara berbeda dibandingkan ketika anda senang. Emosi yang ekstrim seperti sorak kegirangan atau depresi paling mungkin mneghambat komunikasi yang efektif. Keberadaan kita yang paling rentan untuk tidak menghiraukan proses pemikiran yang rasional dan objektif serta menggantikan dengan penilaian emosional.
Bahasa, kata-kata bisa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari variabel-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisi yang dia berikan ke kata-kata itu. Biasasnya karyawan dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, sehingga pengelompokkan karyawan ke dalam departtemen-departemen yang menciptakan spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau ”bahasa teknis”. Dalam organisasi yang lebih besar, para anggota seringkali tersebar luas secara geografis-bahkan beroperasi di negara-negara yang berlainan-dan individu di tiap tempat akan menggunakan istilah dan ungkapan yang unik bagi area tempatnya bekerja. Eksistensi level vertikal dapat juga menyebabkan masalah bahasa. Perbedaan dalam arti menyangkut kata-kata seperti insentif dan kuota ternyata berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam manajemen. Manajer puncak sering berbicara tentang kebutuhan akan insentif dan kuota, namun istilah-istilah ini berimplikasi manipulasi dan menciptakan kemarahan di kalangan yang lebih rendah.
Kegelisahan Komunikasi merupakan hambatan terbesar terhadap komunikasi yang efektif. Orang yang menderita kegelisahan komunikasi mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya dalam komunikasi lisan, tulisan, atau keduanya. Contohnya: orang yang cemas dengan kemampuan lisannya merasa sangat gelisah bila harus menggunakan telepon.
Berbagai studi menunjukkan bahwa orang seperti itu menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam komunikasi lisan. Diharakan seleksi dini dalam pekerjaan sehingga individu semacam itu tidak menempati posisi seperti guru, dimana komunikasi lisan merupakan tuntutan yang dominan. Adanya bukti bahwa orangyang cemas dalam berkomunikasi lisan ditaraf yang sudah tinggi mendistorsi tuntutan komunikasi dari pekerjaan mereka agar mereka bisa meminimalkan kebuituhan akan komunikasi.
Dijelaskan pula dalam berbagai pendapat mengenai hambatan komunikasi efektif dengan begitu kompleknya proses komunikasi, permasalahan dapat muncul pada tingkat individu, kelompok maupun organisasi. Menurut Sopiah (2008:150-152) dikatakan hambatan utama dari komunikasi efektif adalah menilai sumber, masalah penyaringan, tekanan waktu, mendengar secara selektif, masalah bahasa, bahasa kelompok, perbedaan kerangka acuan, dan belum komunikasi yang berlebihan.
1. Menilai Sumber
Menilai Sumber adalah pernafasan atau pemberian makna terhadap suatu pesan yang dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator)pesan tersebut. Pengalaman masa lampau komunikator berpengaruh terhadap pandangan dan reaksi penerima terhadap gagasan, pendapat, saran maupun tindakan-nya. Seseorang yang sudah dicap tidak baik oleh kelompok tertentu dalam organisasi, bilamana pada suatu saat ia menyampaikan sebuah pendapat dan itu dilakukan dengan tulus, tetapi dengan niat baik pendapat tersebut akan tetap dicurigai ole si penerima.
Contohnya: Seorang yang mempunyai masa lalunya dicap sebagai ”penipu” akan sulit diterima oleh lingkungannya.
2. Penyaringan
Penyaringan berkaitan dengan manipulasi informasi, khususnya informasi yang negatif. Penyaringan ini pada umumnya terjadi pad komunikasi dari bawah ke atas dimana informasi yang tidak menyenangkan atasan kemudian dihilangkan.
Contohnya: Juru bicara Presiden menyampaikan informasi yang sepatutnya disampaikan ke pada Presiden, dan menyampaikan secara hati-hati kepada rakyat untuk menghindari salah persepsi oleh kelompok masyarakat tertentu.
3. Tekanan Waktu
Keterbatasan waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam setiap aspek Kehidupan dan tekanan waktu menciptakan masalah penting dalam proses komunikasi. Manager seringkali tidak memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi dengan setiap bawahannya. Karena mereka terlalu sibuk informasi pentingpun seringkali terlewatkan. Orang yang seharusnya masuk dalam saluran komunikasi formal kadangkala diabaikan Akibatnya adalah timbulnya jalan pintas.
Contohnya: ada istilah yang sering kita dengar ”ABS” Asal Bapak Senang. Semua informasi yang seadanya langsung disampaikan tanpa adanya pengakuratan informasi.
4. Mendengarkan secara selektif
Mendengarkan permaslahan secara selektif merupakan bagian dari permaslahan besar selektif, dimana orang cenderung hanya mendengarkan bagian tertentu dari informasi dan mengabaikan yang lain karena berbagai alasan. Orang hanya mendengar apa yang ingin didengarkannya dan mengabaikan infromasi yang tidak diinginkannya.
Contoh: Karyawan yang merasa lebih baik dari yang lainnya biasanya tidak pernah membuat catatan baik informasi tersebut penting maupun tidak. Sehingga informasi yang diingat hanyalah informasi yang anggapnya penting. Padahal informasi yang dianggapnya penting belum tentu informasinya begitu berarti bagi atasannya.
5. Masalah Bahasa
Komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada kata-kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu. Seringkali orang berpikir bahwa mereke berbicara dalam bahasa dan pengertian yang sama, padahal kata-kata yang diucapkan memiliki arti yang berbeda bagi orang lain atau lawan bicaranya.
Contohnya: Antara orang dengan ras jawa dengan ras sunda berkumpul, atau ras tententu berkumpul dengan ras yang lainnya, seringkali terjadi kesalahpemahaman.
6. Bahasa Kelompok
Pada pergaulan kelompok-kelompok profesional mengembangkan istilah-istilah teknis yang hanya dimengerti oleh kelompoknya sendiri. Hal ini dimaksudkan selain untuk mempercepat dan membuat komunikasi lebih efektif juga dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan memiliki, kepaduan maupun kebanggaan. Penggunaan istilah-isltilah teknis seperti overhead cost, break event point, convenience goods, dan lain sebagainya seperti biasa dipakai oleh para ekonom seringkali tidak dipahami oleh kelompok-kelompok lain sehingga kemudian menimbulkan hambatan komunikasi.
Contohnya: Profesional Salon yang biasa menggunakan bahasanya yang hanya bisa
dimengerti kelompoknya, walaupun ada orang lain sekitarnya.
7.Perbedaan kerangka acuan
Komunikasi yang efektif memerlukan adanya proses penyandian dan penguraian berdasarkan pada pengalaman yang sama. Jika diantara mereka yang berkomunikasi tidak memiliki pengalaman yang sama maka komunikasi dapat terganggu. Orang-orang dalam organisasi dari fungsi atau departemen yang berbeda menafsirkan informasi yang sama dengan cara yang berbeda.
Contohnya: Bagian pemasaran menafsirkan penurunan penjualan karena kualitas produk yang rendah, sementara bagian produksi menafsirkannya sebagai kurang efektifnya kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran.
8. Beban Komunikasi berlebihan
Jika penerima mendapatkan informasi lebih dari yang mungkin dapat mereka tangani maka mereka akan mengalami beban komunikasi yang berlebihan. Informasi memang sangat dibutuhkan oleh manajer dalam proses pengambilan keputusan, tetapi pesatnya kemajuan teknologi informasi itu menyebabkan manajer kebanjiran informasi yang kemudian mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menanggapi semua informasi yang disampaikan kepadanya.
Dan Hambatan Komunikasi efektif menurut Ahmad Kurnia dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Hambatan diantaranya: Status effect, Semantic Problem, Perceptual Distorsion, Cultural Differences, Physical Distractions, Poor choice of communication channels, No Feed back .
Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, dalam Kurnia ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar