“Pada malam itu Yesus dijual, ketika makan malam bersama murid-murid, Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikan kepada mereka dan berkata . “Minumlah kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa”
Matius 26:27-28
Dalam kehidupan masyarakat hari ini segala hal menuntut adanya perjanjian sebagai bukti, misalnya sewa menyewa, jual beli, penuntutan perkara, semunya perlu menandangani suatu perjanjian. Janji secara lisan tidak ada buktinya. Kalau suatu janji hendak dipastikan bisa terlaksana, perlu adanya “perjanjian”. Perjanjian hanya bisa dilaksanakan menurut kepercayaan, kebenaran, dan hukum. Setelah seseorang membuat Perjanjian, kalau di kemudian hari ia tidak bisa melaksanakan perjanjian tersebut, berarti ia tidak dapat menepati janji. Ia akan kehilangan kepercayaan, dianggap tidak benar, dan standar moralnya merosot, bahkan akan ditindak menurut hukum. Jadi mengadakan perjan jian bukan perkara yang kecil.
Pada zaman Nuh, karena kejahatan manusia sangat besar, lalu ALLAH memusnahkan bumi dengan air bah. Tetapi Ia memlihara Nuh sekeluarga dan berbagai jenis makhluk hidup dengan bahtera. Setelah air bah lewat, ALLAH memberi tahu Nuh dan anak-anaknya bahawa ALLAH menciptakan manusia menurut gambar dan rupa ALLAH; bersamaan itu pula ALLAH berjanji kepada mereka bahwa mereka akan beranak cucu dan bertambah banyak, sehingga tidak akan terbilang jumlahnya di bumi. Tidak saja demikian, ALLAH maju selangkah lagi mengadakan perjanjian dengan mereka bahwa Dia tidak akan memusnahkan bumi dengan air bah lagi. Kemudian ALLAH memberi pelangi sebagai tanda perjanjian ini. Ini adalah cerita yang sangat indah ALLAH yang di surga mau mengadakan perjanjian dengan manusia.
“Pada malam itu Yesus dijual, ketika makan malam bersama murid-murid, Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikan kepada mereka dan berkata . “Minumlah kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa. Matius 26:27-28, inilah suatu perjanjian yang terakhir, tertinggi, terbesar, terindah, yang ALLAH adakan dengan manusia. Alkitab menyebutnya Perjanjian Baru. Untuk menebus orang yang jatuh, ALLAH yang mulia justru merendahkan diri-Nya menjadi manusia, dengan darah membayar harga tebusan yang mahal, menjadi bukti ALLAH mengadakan perjanjian dengan manusia.
Perjanjian Baru ini meliputi empat butir berkat yang Allah berikan kepada manusia. Pertama, ALLAH akan mengampuni ketidakbenaran kita, tidak akan mengingat dosa-dosa kita lagi. Kedua, Dia akan memberikan hokum-Nya ke dalam pikiran kita, menulisnya pada hati kita; menyatakan bahwa ALLAH akan menyalurkan hayat-Nya kapada kita. Ketiga, Dia akan menjadi ALLAH kita, kita akan menjadi umat-Nya, mempunyai hak khusus mendapatkan warisan kita, dan kita menjadi warisan ALLAH. Keempat, kita bisa berdasarkan perasaan hayat batiniah kita mengenal ALLAH dan bersentuhan dengan ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar