Senyawa yang ditemukan di dalam cokelat gelap dan teh dapat melindungi otak dari cedera akibat stroke. Demikian hasil penelitian baru oleh ilmuwan dari Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, Amerika, yang diterbitkan dalam edisi online 5 Mei 2010 oleh Journal of Cerebral Blood Flow and Metabolism.
Dari studi sebelumnya tentang epidemiologi, diketahui bahwa makanan nabati kaya polifenol, seperti flavanol, dapat menurunkan risiko penyakit jantung iskemik (penyakit yang diakibatkan suplai darah ke jantung). Sementara dalam studi ini, Dr Sylvain Doré, profesor anestesiologi dan perawatan kritis dan farmakologi dan ilmu-ilmu molekuler di Universitas Johns Hopkins, dan koleganya, menyelidiki apakah epicatechin (EC), yang mengandung flavanol, yang ditemukan di kakao dan teh, bisa melindungi tikus dari kerusakan otak akibat stroke iskemik (di mana pasokan darah ke otak terputus).
Untuk penelitian ini, mereka memberi makan tikus dengan 5, 15, atau 30 mg / kg dosis EC dan 90 menit kemudian tikus tersebut diinduksi dengan stroke iskemik, dengan memotong pasokan darah ke otaknya.
Para peneliti menemukan bahwa mencit yang diberi makan dengan EC secara signifikan sedikit mengalami kerusakan otak dibandingkan dengan tikus yang tidak dikasih makan dengan EC.
Mereka juga menemukan bahwa tikus yang diberikan 30 mg / kg EC dalam waktu 3,5 jam setelah diinduksi stroke, secara signifikan juga hanya sedikit mengalami kerusakan otak. Tapi, ketika diberikan 6 jam kemudian, tidak ada efek perlindungan.
(Biasanya pada manusia, perawatan untuk mencegah kerusakan otak akibat stroke harus diberikan dalam waktu dua sampai tiga jam.)
Walau demikian, para peneliti tidak menganjurkan kita makan cokelat banyak-banyak, yang juga tinggi kalori dan lemak. Orang harus diet tinggi dengan berbagai buah dan sayuran, kata mereka.
Doré menambahkan bahwa jumlah epicatechin yang diperlukan untuk memberi manfaat perlindungan mungkin hanya kecil karena efeknya tidak langsung: mereka mungkin “melejitkan” pelindung pada jalur-jalur yang sudah ada:
“Epicatechin sendiri tidak dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas secara langsung, tetapi sebaliknya, epicatechin, dan metabolitnya, dapat mendorong sel untuk membela diri,” kata Doré.
Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua jenis cokelat gelap mengandung epicatechin yang sama.
“Epicatechin yang ditemukan dalam cokelat gelap sangat sensitif terhadap perubahan panas dan cahaya,” kata Doré, menjelaskan bahwa Anda harus memastikan tidak menghancurkan senyawa tersebut ketika Anda membuat cokelat.(tempointeraktif.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar